Akhir Kisah.
Dia memutuskan untuk menyerah dalam pergelutannya dengan takdir dan memutuskan untuk keluar dari bahtera untuk pergi ke tujuannya yang lain.
Satu bulan terlalui, canda, tawa, dan segala hal tentang pahitnya tentang hidup telah kami lalui bersama. Namun aku tidak tahu mengapa, aku memiliki perasaan yang aneh dengan hari ini. > nat, makasih ya
makasih buat?
pelukan virtualmu lah, emang kamu kira apaan?
aku kira makasih buat waktunya Kalian ngerasa ada yang janggal sama pesan singkat yang dia kirim? Iya, aku juga saat mengirim pesan itu merasa ada hal yang aneh. Namun aku coba untuk tak memperdulikannya dan melanjutkan kegiatanku yaitu makan kacang di salah satu wedhangan dekat rumah bersama saudaraku.
Namun sayangnya semua mimpi dan pemikiranku terjawab sepulang aku dari wedhangan tersebut. Aku yang tengah bercerita ria tentang hari itu di telepon sembari mendengarkan lagu harus berhenti setelah ia berkata,
“Ayo putus.”
Iya sesingkat itu namun hal itu yang langsung membuatku terjatuh. Benar-benar jatuh layaknya ditarik oleh sebuah lubang hitam yang ada di bawah kakiku. Ditarik menuju kegelapan abadi. Aku benar-benar membisu, rasanya sangat sulit untuk mengeluarkan sepatah kata.
>
> Terima kasih ya buat 30 hari berkesannya. Terima kasih buat segala cintanya yang kamu beri. Kamu tahu, rasanya aku menjadi seorang ratu ketika bersamamu. Namun kembali lagi, kamu sudah menyerah dengan takdir yang berkata bahwa kita berbeda dan kita tak akan bisa menyatu in the future.
Tulisku di Twitter privatku. Jujur, aku yang masih sayang sama dia harus dipaksa mundur dengan sebuah alasan,
Aku sudah terlalu jatuh dalam mencintai Hamba-Nya dan lupa bahwa aku adalah Anak-Nya.
Seketika malam itu aku menjadi setengah gila. Menelepon dengan sahabatku dan bercerita tentang kejadian ini namun dengan mood yang sangat aneh. Satu menit ketawa, dan satu menit kemudian menangis. Ia aku menghabiskan selama dua jam, empat puluh menit, dan satu detik menelepon sahabatku dan bercerita. Aku meracau dan selalu saja menangis lalu tertawa lalu menangis kembali sepanjang telepon. Hingga akhirnya sahabatku memilih untuk tidur dan aku memulai menulis cerita ini.
Iya, cerita Denzel dan Halunya. Tentang seorang bernama Denzel yang selalu berkata bahwa ia adalah jodoh Minju dan Mikasa, sesoang yang sangat mencintaiku, dan seseorang yang hanya bisa sebatas di cintai namun tak bisa dimilikki.
—mono “Natnat, maaf ya ... tapi kita harus mengakhiri kisah ini karena aku tahu. Bahwa sebuah tasbih tidak akan pernah menyatu dengan rosario, dan tangan yang mengadah tidak akan bisa bersanding dengan tangan yang bertaut. Bahwa kita, tidak akan pernah menyatu sampai kapapanpun.”
© hvangrcnjun ; 2021