April Mop

“Ayo jadian ... sama gue.” Sherina mendadak menjadi kikuk, satu hari ini sudah cukup aneh melihat ulah Husain yang cukup random dan tidak tertebak.

Gadis itu mendongakan kepala, menatap netra cokelat Husain yang menenggelamkan. “Lo beneran?” tanya Sherina perlahan-lahan.

Namun, raut wajah serius Husain mulai berubah menjadi sangat menyebalkan, pemuda itu terkekeh dan menatap Sherina sembari tertawa.

“Tapi bohong! Ha ha ha. Ya ampun, lo seriusan percaya gue suka sama lo?” Husain mendekat, membiarkan aroma peony, mawar, dan leci menyerebak ke indra penciuman Sherina.

Wajahnya nampak seperti orang khawatir dan membuat Sherina bertanya-tanya dengan pemuda itu. Entah mengapa, jantungnya terasa ingin meledak ketika Husain semakin mendekat setiap inci.

“ADUH! SIALAN!” Wajah khawatir Husain kembali berubah ketika Sherina menginjak kaki pemuda itu dan mendorong Husain untuk menjauh dari dirinya.

“Gak usah sok peduli! Dan gak lucu prank lo itu, Sen. Jangan ganggu gue, atau gue geprek lo.” Gadis itu berlenggang pergi, meninggalkan Husain sendirian sembari menatap kepergian Sherina.