Break (you) Up

“Sini sayang, aku beliin kamu sandwich coklat,” panggil pemuda itu dengan senyum manisnya bagaikan kelinci.

“Nath ... kita udahan aja ya?” Pria itu menghentikan aktifitas mengunyahnya yang asyik lalu menatapku. Sorot matanya seakan-akan bertanya apakah pertanyaanku baru saja adalah sebuah bentuk lelucon atau justru sebaliknya.

“Nath, kamu ga capek kah? Kita udah hampir lima tahun pacaran tapi gaada status yang jelas,” keluhku kepadanya.

” ... aku bosen Nath.” Nathan hanya terdiam dan tidak ada upaya sedikitpun untuk menghentikan langkahku yang pergi menjauh dan pulang ke rumah.

a message from Nath </3

Nath <3 17.56 maaf ya sayang kalau aku terkesan gantungin kamu dengan semua ekspetasi dan harapan yang aku buat ketika bersamamu. Semoga kamu dapetin yang lebih baik dari aku ya ... yang ga bikin kamu bosen sama hubungan yang gantung ini.

Dering panggilan masuk ke telepon gadis itu dengan tulisan Maraka terpampang dengan jelas. Memberi tanda bahwa ada suatu hal yang harus segera diberitahu. Gadis itu mengusap layar dan membiarkan panggilan itu terangkat. Disambut dengan suara ramai dari tempat lawannya menghubungi.

[ Sella, lu dimana? Ini si Nathan ... ] “Hm? Gua udah putus sama Nathan, kenapa?” [ Hah? Gila lu mutusin Nathan? Dia lagi planning buat lamar elu minggu depan, Marsella. ]

Gadis itu terdiam, sadar akan kesalahannya. Ia mencoba untuk mengirimkan pesan kepada Nathan tapi hanya mendapatkan sebuah centang abu-abu yang tak kunjung berubah.

“Ka, Nathan dimana?? Dia sama elu kah? Gua chat kok centang satu,” [ Nah ... justru itu yang mau gua bilang ke elu ... Nathan meninggal barusan gara-gara bawa motor ngebut sampai ga sadar di depannya ada truk. ]