Chou

“Mas Sastra! Lihat ini,” teriak Shakila saat melihat Sastrawan berjalan menuruni anak tangga.

Abimanyu menatap anak laki-lakinya lalu bertanya, “Perbanmu ke mana? Kenapa kamu gak pakai arm sling.”

Memang benar, Sastrawan melepas perban elastis dan penyangga tangannya karena ia merasa tidak leluasa. Lagi pula, jari-jemarinya tidak ada sedikitpun masalah dan dapat digerakkan. Jadi menurut Sastra, perban dan penyangga itu hanya berguna ketika dirinya harus keluar rumah.

“Males. Keringetan tanganku. Omong-omong itu anjing siapa?” Sastrawan menerima anjing poodle berwarna coklat dari tangan Shakila dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk sekedar mengusap rambut coklat hewan itu.

“Papa yang beliin, Mas. Tapi aku belum kasih nama, biar Mas Sastra aja yang kasih nama.” Sastra berpikir sejenak, hingga ia menyeletuk sebuah nama.

“Chou? Gimana?” “Bagus itu! Bentar, Mas Sastra harus foto dulu sih sama Chou.” Shakila mengeluarkan ponsel miliknya dan memotret sang kakak.

“Sudah yang bermain-main? Kita makan sekarang.” Abimanyu berucap. Membuat kakak-adik yang tengah asyik bertukar foto dirinya bersama anjing baru itu langsung usai dan berjalan untuk duduk di ruang makan.

“Jadi Mas, tadi Papa belikan makanan favorit Mama. Cobain deh.” Shakila menyuap satu sendok makanan itu ke mulut Sastra. Membuat bermacam-macam rasa bercampur di tiap kunyahannya.

“Ini pecel lele ya?” tanya Sastra dan dijawab dengan anggukan sang adik.

“Iya itu Mama kamu pas hamil kamu aslinya makan udang. Begitupula saat hamil Shakila. Tapi kamu kan alergi udang.” Sastra menoleh. Menatap pria yang duduk di sebelahnya itu dengan seksama.

“Kebalik memang. Pas hamil kamu, Mamamu gila makan udang asam manis. Kamunya sekarang alergi udang. Kalau pas Shakila, Mama kamu gila-gilaan yang makan ikan. Sekarang Shakila alergi makanan ikan.” Shakila tertawa mendengar penjelasan sang Papa. Sedangkan Sastrawan hanya terkekeh.

Sejujurnya Sastra tak tahu, apa yang terjadi di saat dirinya mengurung diri di dalam kamar. Jujur. Sastra tak tahu pola pikir sang Papa saat ini.

© hvangrcnjun ; 2021