Gadis Kecil
“Saya tidur di sini saja Tuan.” Kirana menarik bantalnya dan tidur di sofa panjang depan TV. Sedangkan Abimanyu tak peduli dan berjalan memasuki kamar yang memang selalu ia kunci.
Sebenarnya ini adalah rumahnya setelah ia pindah dari Jakarta sewaktu berumur empat belas tahun dan selama lima tahun itulah ia memenuhi kamar dengan kenangannya tentang gadis kecil.
Abimanyu menatap lukisan yang ia buat. Seorang gadis dengan tatapan dan wajahnya yang manis.
“Kamu sekarang di mana ya? Saya rindu kamu.” Abimanyu berucap sembari mengusap permukaan lukisan itu dan berjalan mendekati sebuah kotak lalu mengambil gelang. Gelang itulah milik gadis kecil yang ia maksud.
Lalu ia memutuskan untuk tidur di kasur empuk miliknya.
“Kasihan sekali. Mamanya selingkuh.” “Jadi anak tuh yang berguna sedikit biar Mamanya ga pergi.” “Kaya sih, tapi culun.” Olokan dan caci maki Abimanyu terima. Sudah beberapa kali mereka menghujamnya dengan kata-kata yang membuatnya menciut. Rasanya ia ingin marah ke kedua orang tuanya. Namun, kematian kedua orang tuanya membuat Abimanyu hanya terdiam dan tak acuh ketika pemuda di depannya itu mulai mengambil sebuah batu dan melemparkan ke arah Abimanyu.
“Awas!” Seorang gadis memeluk Abimanyu dan membiarkan tubuhnya yang mungil menjadi tameng. Abimanyu hanya menatap surai hitam milik gadis itu. Hingga akhirnya ia merasakan pelukan gadis itu melonggar.
“Kamu kenapa tidak melawan?” Netra coklatnya menatap Abimanyu dengan lekat-lekat. Hingga pemuda itu hanya menjawab secara singkat.
“Gak pa-pa. Ga di bolehin Oma buat jahat ke orang.”
“Ga melulu kamu jahat ke orang. Selahi orang itu jahat sama kamu, kamu harus bisa ngelawan tau.” Gadis itu mengomel dan mengusap rambut Abimanyu.
“Aku pergi dulu ya. Kamu jangan lupa pulang.” Gadis itu pergi meninggalkan Abimanyu tanpa perkenalan sekalipun.
Rasanya Abimanyu seperti menemukan kehangatan sang Mama, dan ia jatuh hati kepada gadis itu.
Abimanyu terbangun, hari telah menjadi pagi dan kini ia mendengar suara ketukan di pintu kamarnya.
“Tuan, hari ini jadi pulang?” tanya Kirana saat Abimanyu membuka pintu kamarnya.
“Tidak. Nanti Tama akan datang membawa pakaian untuk kamu.”
“Ah ya sudah, mau sarapan?” Kirana mengajak Abimanyu ke meja makan. Rupanya, Kirana tadi pagi belanja semua bahan untuk masakannya kali ini.
“Tuan semalam belum makan sama sekali kan? Lebih baik makan dulu saja.” Kirana mengambilkan piring untuk Abimanyu dan duduk di depan pemuda itu. Membiarkan Abimanyu yang hanya terpaku menatap Kirana.
“Kenapa kamu membuatku merasa bahwa aku menemukan gadis kecil itu?”
© hvangrcnjun ; 2021