Hubungan yang Rusak

“Kakak bisa tidak mengganggu hubunganku? Kakak takut semua harta Papa jatuh ke istriku kah?” Abimanyu menggertak di lorong rumah sakit. Tak peduli dengan seluruh mata yang memandanginya.

Ia sangat kesal dengan ambisi sang Kakak yang ingin mengambil hak waris perusahaan yang Papa beri ke dirinya. Beberapa kali persiapan pernikahan Abimanyu telah ia gagalkan, hingga sang Oma pernah diam-diam ia culik dan hendak dibunuh agar harta warisan itu mutlak turun kepadanya.

Salah satunya ini, Abimanyu yang tadi memikirkan siapa yang mencelakakan sang istri, hingga bertanya kepada petugas yang berjaga. Hingga satu ciri-ciri menuju kepada gadis di depannya itu.

“Kak Abim. Udah ... kita ngopi aja yuk.” Jeno berusaha untuk melerai pergelutan ini namun sayang sekali, jemari Abimanyu telah mengencang dan rahangnya mengeras ketika melihat sang Kakak hanya memandangnya remeh.

“Kakak mau kamu itu sama gadis kecil yang kamu maksud. Bukan sama gadis murah——” “Dia Kirana. Gadis kecil yang Saya maksud,” jawab Abimanyu dengan nada dinginnya. Binar matanya telah berubah dari yang sayu menjadi penuh kemarahan. Hingga membuat Abimanyu akhirnya menggertak Renita.

“Saya tidak mengenal anda, Kak. Anda bisa angkat kaki dari sini dan kemasi pakaian anda di rumah. Lalu pergi! Saya tak butuh seorang Kakak yang matrealistis hingga melakukan berbagai cara picik. Jeno, tarik dia dan urus dia. Saya tidak mau melihat gadis ini dihadapan Saya.” Sebuah tamparan mendarat di pipi putih Abimanyu dan mencetakkan bekas kemerahan. “Kurang ajar kamu sama Kakak.” “Anda hanya ada dua pilihan. Keluar dari rumah, atau Saya ungkit kasus Oma sampai kamu mendekam di tahanan?” Renita hanya mendengus dan menghentak kakinya keluar dari tempat itu.

Kembali lagi Abimanyu terduduk lemas. Menunggu dokter yang masih bergulat di dalam. “Kak,” panggil Jeno dan membuat Abimanyu menatap sang adik dengan tatapan sendunya. “Hm? Kenapa?” “Kak Kirana itu beneran gadis kecil yang Kakak maksud?” Abimanyu hanya mengangguk. Jujur saja dia merasa tak ada semangat. Hingga dokter datang menghampirinya.

“Ibu Kirana sudah terlewat dari fase kritisnya. Kemungkinan besok pagi, dia sudah bisa dirawat di kamar biasa saja.” Seketika senyuman itu tercipta di wajah tampan Abimanyu hingga memunculkan lesung pipinya yang khas. Ia sangat bahagia. Karena gadis kecil yang ia sayangi itu tetap bertahan.

© hvangrcnjun ; 2021