Jumpa Pertama
“Lo ngapain sih bawa buku setebel gitu kalau akhirnya cuman buat bantal?” Maggie terkejut dengan kehadiran pemuda bawel itu.
“Rafaellll lo bisa gak sih, kaga ujug-ujug nongol? Kaget gue.” Pemuda itu terkekeh, mengacak rambut gadis itu dan pergi ke salah satu rak buku. Namun, pemuda itu tak kunjung kembali dan membuatnya khawatir.
“El ... lo di mana?”
Maggie terus berjalan, mengintip sosok pria dari balik rak buku hingga suara cekrekan kamera membuatnya terkejut.
“Cantik. Gue boleh minta tolong jadi model gue kaga?” Abisatya muncul, dengan kamera poketnya yang diberikan oleh Raynard.
Seperti tersihir, gadis itu sangat terpana akan wajah mungilnya hingga ke rahang tegas milik Abisatya. Benarkah ini manusia atau tokoh fiksi?
“Gimana? Mau gak?”
Maggie celingukan, hingga ia menemukan Rafael yang tengah berbicara dengan seseorang. Membuatnya menggeleng, menolak penawaran pria asing itu, dan berlari menarik Rafael.
“Kenalin nih, Gi. Namanya Abiyouga. Temen gue pas dulu gue tinggal di Amrik.” Wanita itu sedjkit menyadari, betapa miripnya wajah pria bernama Abiyouga itu dengan pria asing yang memotretnya. Sampai akhirnya suara pemuda itu memasuki indranya seturut dengan suara langkah kaki yang mendekat.
“Lah Gee—eh salah, siapa nama lo? Lupa gue,” ucap Abisatya yang langsung meralat ucapan, ia menjentikkan jemari, menunggu Rafael menjawab.
“Rafael Giandaru.”
“Alright! Rafael Giandaru. Lo kapan main ke rumahnya Ray?” Maggie tak paham dengan situasi ini, tiga pria mulai berbicara sesuatu yang ia tak ketahui. Wanita itu berjalan mundur, berusaha untuk kembali ke mejanya dan Rafael menyadari gerak-gerik wanita itu.
“Kenalin, Maggie. Temen dan mungkin sekaligus adek. Dia yang nampung gue belakangan ini.”
“Oh! Lo yang tadi nolak jadi model. Ternyata oh ternyata ... kenalin, gue Abisatya.”
Sial! Maggie saat ini sudah dalam kondisi terjebak dengan Rafael serta dua orang temannya yang kembar. Semoga saja ia dapat menyelesaikan skripsinya.