Kontrak

Mereka tiba disebuah gedung perkantoran. Renjun dengan motor vespanya, Chenle dengan mobil Teslanya membawa Haechan, Mark, dan Jisung sedangkan Jeno mengendarai motor Honda CBRnya dengan Jaemin dijok penumpang.

“Bener kaga nih alamat Neo Entertaiment?” tanya Renjun yang curiga. Maklum, dia pernah satu kali ditipu hadiah sebuah motor dari salah satu produk sabun cuci piring ternyata saat ia tukarkan hanya mendapatkan sebuah piring cantik.

“Iye bener disini. Gua tadi dishare location sama Pak Doyoung,” ucap Nana sembari mencoba menghubungi Doyoung.

Kaki mereka mulai memasuki gedung tersebut. Disambut dengan sebuah tulisan 'Neo Entertaiment' dan senyum ramah dari seorang resepsionis.

“Maaf Mba, kami tadi ada panggilan dari Pak Doyoung,” ucap Chenle kepada resepsionis tersebut.

“Oh kalian Gerimies bukan? Bisa langsung ke lantai 5 saja ya Kak. Sudah ditunggu sama Pak Doyoung.” Mereka bertujuh dengan cepat segera memasuki lift yang ada disudut ruangan. Membawa mereka keatas menuju ke lantai 5.

Betapa kagumnya mereka ketika melihat desain interion kantor tersebut. Terlihat minimalis namun tetap elegan, hanya kata itulah yang bisa mereka deskripsikan untuk sebuah ruang kantor Doyoung.

“Selamat datang Gerimies, silahkan duduk.” Doyoung muncul dengan beberapa kopi kemasan ditangan. Mempersilahkan untuk ketujuh anak yang masih terkesima dengan ruangannya itu untuk duduk dan menikmati kopi kemasan yang ia berikan.

“Pertama-tama saya ucapkan terima kasih sudah hadir disini.” Doyoung duduk di salah satu kursi sofa dan meletakkan sebuah berkas yang baru saja ia ambil dari meja kerjanya.

“Ini, surat kontraknya. Saya terima permintaan kalian untuk menggunakan nama Gerimies sebagai nama grup kalian.” Ketujuh anak tersebut langsung tersenyum dan bertatapan satu sama lain. Mereka menyuruh Mark untuk menandatangani kontrak.

“Lah bapak yang jadi manager kita?” tanya Mark yang terkejut setelah membaca sebuah hal yang ada di kontrak.

“Iya, saya akan jadi manager kalian. Panggil saya Kakak atau Abang saja. Saya terlalu canggung kalau dipanggil Pak,” ucap Doyoung sembari menggaruk tengkuknya.

“Oke Pak eh Bang Doy, asekkk punya abang,” ucap Renjun yang kegirangan.

“Kak Doy, gini... kan kita juga kerja di cafe yang disebelah studio, gimana terus?” tanya Jisung yang sontak membuat mereka terdiam dan kembali menatap Doyoung.

“Untuk cafe, mungkin kalian masih bisa kerja saat gaada jadwal sekalian aja ngevlog atau apalah itu buat konten, atau yasudah kalian lepasin cafe dan fokus,” jawab Doyoung.

“Oh okey Kak, kami pikirkan ulang ya,” jawab Chenle. Setelah mereka puas dengan berbicara dan menikmati kopi kemasan bersama Doyoung, mereka pamit dan kembali ke kafe.

**

Sesampainya di cafe mereka langsung menutup jendela cafe dan menarik kursi dan duduk melingkar lalu mulai membahas bagaimana dengan nasib cafe Gerimies.

“Gua pilih cari pegawai baru aja,” ucap Chenle yang langsung disetujui oleh Jeno, Haechan, dan Renjun.

“Kita kan baru sekitar hampir sebulan, sayang banget kalau nyari staff lagi. Mending gini dulu, kita coba dulu pilihan pertama Bang Doy, kalau semisal ada masalah. Baru kita ambil jalan kedua. Gimana?” ucap Jaemin yang disetujui oleh Mark dan Jisung.

Akhirnya keputusan dibuat, Chenle, Jeno, Haechan, dan Renjun menyetujui ide Jaemin. Setelah itu, mereka langsung membubarkan diri untuk bersih-bersih kafe dan menutup kafe lalu pulang ke kosan mereka masing-masing.