Lil bit a Bookdate
“Seriusan, Ga. Berarti Peter Parker ketiga lebih apes dong daripada Peter Parker pertama ataupun kedua?” Begitulah pertanyaan yang dilontarkan Rara ketika keluar dari bioskop dan berjalan menuruni eskalator. Arga hanya terdiam, karena ia tak ingin membuat gadis itu menceritakan keseluruhan besar cerita SpiderMan No Way Home yang bisa dia katakan, cukup menguras air mata.
“Payah lo, Ga. Masa gitu doang nangis,” cibir Rara sembari tertawa memasuki toko buku yang berada di lantai dua.
“Ngapain?”
“Nyari novel lah, masa mau cari jodoh?” Rara langsung mengacir begitu saja ke rak novel, membuat Arga semakin deja vu dengan semua tingkah Rara yang mirip seperti Echa.
“Ga, are you okay?” Arga menggeleng, mengembalikan kesadarannya yang berkeliaran dan menganggukkan kepala.
“I'm fucking okay. Just remember my ex. She's love a book so much. Especially a book from alternate universe. She really love it.“
“Mantan lo juga penulis AU, Ga?” Arga mengangguk dan lantas mengambil sebuah buku yang menarik perhatiannya.
“But she did'nt finish her book. Judulnya Constellation of Stars.”
“Why?“
“Passed away after fighting with her HIV.” Rara menepuk bahu Arga, mencoba untuk memberikan kekuatan walaupun sedikit kepada pria itu.
“Ya gimana ya, Ga. People come and people go, kita gabisa prediksi hari itu akan datang kapan. Karena kalau lo tahu, dia akan pergi. Lo bakal melawan Tuhan hanya untuk keegoisan lo.” Rara menganggam tangan Arga, sehingga pemuda itu bisa mengusap lembut punggung tangan gadis itu layaknya dirinya dahulu mengusap dan mencium punggung tangan Echa.
Begitulah perjalanan mereka hari itu. Setelah pemuda berwajah Kanada itu menurunkan rekannya di depan rumah, Arga langsung melajukan kendaraannya menuju studio Bumilangit.
Tak lain dan tak bukan untuk memarahi dan menyampaikan sebuah pesan kepada Steve Pieter dan Margareth Joanne agar tidak berpisah seperti Peter Parker dan MJ yang ia tonton baru saja.