Midnight Confess

[Halo ...] suara Meiliana di seberang panggilan. Menciptakan sebuah senyuman tipis di pria berumur 25 tahun ini. Ia memutar bolpoin yang ada di jemarinya dan mulai berkata,

“Tadi saya bilang ke kamu bukan? Saya ingin menikahi gadis satu-satunya di keluarga Admaja?” Suara hening menyapa telinga Angga. Ia mengeryitkan dahi, membayangkan bagaimana lucunya ekspresi kebingungan gadis yang selalu menjadi temannya saat tugas kelompok.

[Maaf Kak, saya bingung maksudnya. Maaf kalau ini geer apakah itu saya, atau justru keluarga Admaja lainnya?] Angga terkekeh, lalu memindahkan ponselnya di telinga sebelah kiri. Sedangkan tangan kanannya melanjutkan tulisannya untuk makalah.

“Kamu lucu Mei, saya cuma kenal satu anak Admaja dan orang itu adalah kamu. Meiliana Admojo.” Angga mendengar suara terbata-bata di balik telepon, sangat jelas terdengar apalagi di tengah malam yang kian sunyi.

[Kak, maaf. Saya bukan bermaksud untuk menyakiti perasaan Kakak. Tapi Kakak, saya sedang mencintai seseorang yang masih tak bisa saya raih,] tutur Meiliana yang membuat Angga semakin bertanya-tanya.

“Kamu memangnya suka sama siapa? Apakah itu seorang artis?” Gadis itu menjawabnya lembut dan menyebutkan satu nama pria itu,

[ Doyoung. ]

Angga tertawa, ia tidak jadi merasakan patah hati hebat karena cintanya tertolak. Ia meletakkan ponselnya dan mengaktifkan loud speaker-nya dan berkata, “Mei, Doyoung sayang sama kamu. Dia justru lagi menyatakan perasaannya ke kamu. Sekarang kita menyalakan kamera ya, saya tunjukkan satu hal.” Angga mengaktifkan kamera dan nampak sebuah kamar dengan rambut milik Meiliana yang muncul sedikit saja, sedangkan wajahnya tertutupi oleh selimut.

“Kamu lihat ini,” Angga mengeluarkan sebuah kartu tanda penduduk miliknya yang tertulis dalam bahasa Korea dan di situlah, nama Kim Doyoung terpampang dengan sangat jelas yang berhasil membuat Meiliana terejut tak main.

“Doyoung itu saya. Saya tidak punya satupun kembaran. Melainkan, aku memilik satu Kakak. Jadi apakah kamu mau kalau menjadi calon pendamping hidup saya?”

© hvangrcnjun ; 2021