mim.pi

“Eugene! Jangan melompat! Tolong dengarkan saya.”

Rasendriya berjalan mendekati tubuh gadis yang berdiri di balik pagar pengaman sebuah rooftop rumah sakit di mana ia di rawat.

“Untuk apa saya mendengarkan Anda, Jaksa Rasen? Dirgantara akan menentangnya dan akan menghukumku atas semua perbuatan yang dia perbuat di malam kasih sayang waktu itu.” Rasendriya mulai berlari mendekati gadis berambut panjang yang kini mulai melepas genggamannya, membiarkan gravitasi menarik tubuhnya ke bawah dan membuat Rasendriya berdiri lemas karena tak sanggup menyelamatkan gadis itu.


“Eugene!” Rasendriya terperanjat, menatap kosong meja belajarnya. Ia baru saja bermimpi. Hingga ia teringat sesuatu, ini adalah tanggal empat belas Februari. Yang artinya hari ini lah, kejadian yang membuat seorang bernama Eugene celaka. Ia langsung saja berlari keluar, mengendarai mobilnya untuk membelah jalanan kota Surakarta yang tengah diguyur hujan. Menuju suatu tempat di mana kecelakaan itu akan terjadi.

“Ini kenapa harus hujan deres gini. Mau ngetes kemampuan pawang hujan gue kah?” Rasendriya memasuki daerah Asia Baru, dan mulai memacu kendaraannya secepat mungkin menuju sebuah perempatan besar dan tepat sasaran, mobilnya kini menabrak sebuah mobil Toyota Yariz milik Eugene hingga terpelanting.

“Eugene? Kamu tidak apa-apa?” Rasendriya mengeluarkan tubuh Eugene dan memesatikan bahwa gadis itu tak terluka. Berbanding terbalik dengan Dirgantara yang kini berjalan keluar dengan sempoyongan.

“Apa-apaan kamu? Udah gila?” “Kamu yang gila! Kamu mau membunuh pria itu dengan mobil ugal-ugalanmu.” Rasendriya menunjuk seorang pejalan kaki yang masih terkejut dengan kejadian yang ia lihat di depan mata.

“Kamu aman-aman saja kan?” Pemuda itu mengangguk dan langsung pergi begitu saja. “Kamu pasti percaya dengan mimpi anehmu itu bukan?”

“Iya! Aku percaya bahwa Kak Dirga akan menukar bukti dan membuat gadis ini bersalah. Dia kehilangan Mamanya, dan pada akhirnya dia akan bunuh diri. Kamu tidak percaya kan bahwa semua itu berasal dari mimpiku?” Dirgantara hanya tertawa, namun ketika ia hendak menyangkal semua argumen konyol Rasendriya, justru Eugene lah berteriak bahwa ia percaya dan langsung berjapan memeluk Rasendriya.

“Terima kasih. Kamu adalah orang yang dapat mengubah takdirku saat ini. Aku berterima kasih.”

© hvangrcnjun ; 2021