Mimpi Pertama dan Lucky Stars

Seli terperanjat ketika melihat bahwa dirinya tengah berada di dekapan seseorang dengan suara hujan dan petir yang saling sahut-menyahut.

“Mati lampu doang, gue ambil lilin dulu ya. Habis itu lo jelasin ke gue tentang materi selama gue di RS.” Seli mendekap kian erat tubuh Jiza dan ia menggeleng kuat.

“Di sini aja, Jiz. Gue takut gelap.”

“Bayar ya, satu jam seratus ribu.”

“Apaan sih? Rese banget.”

“Canda!”


Seli membuka mata, menatap ke seluruh penjuru langit-langit kamar. Itu adalah mimpi teraneh selama dia hidup.

Berdua bersama Jiza saat mati lampu. Tapi tunggu, dia teringat sesuatu. Gadis itu melihat kalender saat sebelum mati lampu. Tanggal tujuh belas Juli yang Jiza lingkari dengan sangat jelas dengan spidol.

“Emangnya kemarin hujan?” Seli melihat ke koridor depan, rupanya jalanan penuh dengan kumbangan air bekas hujan.

“Gue kayaknya terlalu stress gara-gara kepikiran Jiza.”

TOK TOK

“Dek, lo sekolah kaga?” Suara Yaksa mengejutkan Seli. Gadis itu menatap jam yang berada di atas nakas dan berteriak.

“Lo kira gue mau masuk jam sembilan, Bang? Mau ditaroh di mana muka gue kalau disuruh bersihin toilet?” Seli kembali duduk di kasur dan setia memikirkan mimpinya.

Hingga ia teringat sebuah hal. Bahwa jika kita membuat 1000 origami bintang sambil mengucapkan atau memikirkan satu harapan kita, maka harapan tersebut akan terkabul.

Seli langsung beranjak ke meja belajar lalu menulis semua mimpi yang ia alami tadi malam dan membentuknya menjadi bintang. Selain itu, Seli juga membuat bintang tanpa isi mimpi untuk sekedar menemani satu bintang. Namun, tetap ia mengirimkan harapan akan kesembuhan Jiza.

“Sekarang gue harus masukin di mana?” Seli menoleh dan mencari tempat yang cocok untuk menampung origami bintang sebanyak kurang lebih seratus ini.

Hingga Seli menemukan sebuah stoples kaca. Gadis itu lupa ia memakai stoples ini untuk apa, namun akhirnya stoples itulah yang Seli pakai untuk menampung semua origami bintang buatannya.

“Ke rumah sakit deh. Siapa tahu boleh jenguk udahan.” Seli berganti pakaian, dan memasukkan stoples itu ke dalam tas. Lalu pergi menuju rumah sakit untuk menaruh stoples berisi Lucky Stars itu