Night to Remember

“Nih,” ucap Elion sembari memberikan satu kaleng Milo kepada Anna yang tengah terduduk di salah satu tempat duduk yang sangat lebar.

Pemuda itu merebahkan tubuhnya di sana, menatap bintang yang gemerlap di langit rumah sakit.

Pemuda itu telah berganti pakaian, dari semula adalah kaos kelabu dengan celana hitam, kini ia mengenakan seragam scrub berwarna biru dan pastinya, pemuda itu masih mengenakan snelli kebanggaannya saat ini.

“El, masih inget gak awal pertemuan kita?” Gadis itu memulai pembicaraan setelah menyesap Milo. Anna mengeluarkan satu botol susu pisang dari dalam kantong snelli dan menggesernya ke arah Elion. Yang pastinya membuat pemuda itu terlonjak dan langsung meraih susu pisang kesukaannya itu.

“Inget kok. Pas di danau Kenanga itu kan? Lo dengerin lagu bo—ADUH! SALAH KAH?” Sang adam menatap netra pujaan hatinya, lengannya masih terasa berdenyut setelah menerima pukulan maut dari si gadis.

“Kita ketemu di sini, pas SMA. Jadi pasien. Inget?”

Elion mencoba untuk mengingat kembali sembari menyeruput minuman pisang itu. Hingga akhirnya, ia tersadar dan menoleh menatap Anna.

“Jadi gue pernah nembak lo sewaktu gue masih SMA?” Anna mengangguk, walaupun wajahnya terlihat sangat masam.

“Ya gue lupa ... kalau pernah bilang mau pacarin elo. Tapi gue inget sesuatu, Ann.”

“Apaan?”

“Kalau gue ketemu lo lagi, lo harus nikah sama gue.”

Anna kembali melayangkan pukulan maut, membiarkan sang kekasih kini beranjak dan menghindar, “Apaan sih! Gak ada ya ....”

“Adaaaa ... ih lupa ya lo?”

“Gak ada!!”

“Ada.”