Pasukan Pengibar Bendera

Satu minggu berlalu. Seli tidak bisa mengunjungi Jiza barang sekali karena kesibukannya yang kian padat.

Plastik yang berisi bintang-bintang tentang mimpinya telah mencapai lima ratus buah dan kali ini, Seli menulis sebuah mimpinya ketika ia tertidur di kelas.

Jiza alias pacar gue, dia kasih tau satu rahasia tentang keluarganya. Dia juga bilang ke gue jangan jalan bagong pas jadi pengibar bendera tujuh belasan.

“Sel, lo mau daftar Paskib gak? Ini tim Paskib buka pendaftaran buat pasukan pengibar bendera besok pas hari kemerdekaan.”

“Mau!” Seli segera meminta kepada Mika lembar formulir dan mulai menulis semua identitas yang tertera.

“Tumbenan lo mau?”

“Gue mau ngewujudin mimpi seseorang.”

“Oh, ya udah. Good luck