Perkara Ihacoy

“Sorry ga sengaja.” Haidar melepas airpodsnya dan membantu gadis itu untuk membereskan barangnya yang berantakan akibat jatuh tertabrak olehnya.

“Gapapa Kak Haidar,” ucap gadis itu sembari mengambil cepat barangnya. Takut dirinya dihujat oleh penggemar seorang Haidar Chandra Abimana.

“Kalem euy. Urang teu nyaplok maneh.” Haidar membantunya untuk berdiri.

Maneh anak sastra bukan sih? Perasaan urang pernah ketemu sama kamu.” Gadis itu menganggukan kepalanya. Ia masih ingat bahwa kakak tingkat di depannya ini pernah menggombalinya sampai mleyot setengah mampus.

“Eh Haidar lu di sini ternyata. Ayo siaran.” Kehadiran Juna memecahkan suasana yang sangat kikuk. Haidar menoyor kepala kembarannya itu dan berpamitan kepada gadis yang memiliki nama Nara tersebut.

“Dar, lu napa mesem-mesem kek orang mabok cinta sih?” “Urang nemuin jodoh Jun. Asli,” jawabnya dengan penuh sumringah. Di otaknya kini berputar berbagai cara untuk menyatakan rasanya.

Hingga pada akhirnya Haidar melakukan suatu hal yang membuat gempar di base. Yaitu dengan postingannya dalam bentuk foto yang berartikan I have crush on you.


“Kak, kenapa kakak suka sama aku? Padahal ada banyak wanita yang lebih cantik dari aku?” Kini Nara dan Haidar tengah berada di bawah pohon beringin yang selalu di pakai untuk anak sastra mencari ilham dalam bersajak di dunia maya.

Haidar tak henti-hentinya menggenggam tangan Nara dengan erat. Matanya menatap lekat ke netra milik Nara. Anginpun menyetujui permintaan Haidar dengan menyapu lembut wajah gadis tersebut dan membiarkan wajahnya yang manis tersibak oleh angin.

“Ya karena, saya tidak pernah menemukan cinta yang tulus dari mereka. Hanya kamu yang mencintai saya sebagai manusia. Bukan sebagai dewa karena ketampanan saya maupun harta saya.”


lima tahun kemudian

“Ayah, ambilin minumannya Raka,” teriak Nara kepada suaminya.

“Iya sabar Bun.” Haidar datang dengan membawa sebotol susu formula yang masih asik ia kocok.

“Bun, nanti Ayah pamit lagi ya, Bang Marka minta di temenin buat kerja di Kalimantan katanya,” “Berapa hari?” “Sebulan ada kayanya, sekalian survey si Abang” “Yah ... nanti Raka kangen Ayahnya gimana?” “Bilang aja kamu yang kangen Bun ...”

Inilah kehidupan seorang Haidar saat ini, menjadi seorang ayah sekaligus manager perusahaan bersama Marka abangnya.

© hvangrcnjun ; 2021