Pernyataan Segalanya

Seli cukup terkejut ketika melihat pakaian Jiza yang hampir senada dengan pakaian yang ia pakai saat ini. Kaos hitam yang senada dengan celana, disandingkan dengan jaket flanel bermotif kotak-kotak berwarna merah dan hitam. Sedangkan Seli mengenakan kaos turtle neck berwarna hitam dengan rok kotak-kotak berwarna merah hitam. Sangat seragam, bukan?

“Gue udah pesenin minuman sama makanan kesukaan lo,” tutur Jiza ketika Seli duduk di hadapannya. Sedangkan pemuda itu masih setia memembaca sebuah novel dengan gambar laut, sesuai dengan judul yang tercantum di sampul novel itu.

“Apaan?” Baru selesai Seli bertanya, sebuah Cookies n Cream beserta sebuah kue Red Velvet disajikan oleh seorang pelayan. Membuat lagi dan lagi seorang Marselia Krauser tergumam. Gadis itu menatap Jiza dan manik mata mereka saling bersua. Pemuda itu menutup buku, dan memberikan buku itu kepada Seli.

“Coba aja baca. Lo harus tahu kalau cerita ini keren sampai di rekomendasiin banyak orang.”

Hujan tetap setia turun, menghiasi kaca jendela dan menciptakan alur air. Membiarkan dua insan itu diselimuti oleh ketenangan. Antara Jiza yang kini asyik berselancar di dunia maya dan Seli yang setia membalik satu persatu halaman serta mengabsen seluruh deretan kalimat. Hingga sebuah pembatas terjatuh begitu saja. Membuat Seli sedikit penasaran dan melihat pembatas yang merupakan sebuah kode Spotify.

“Jiz ini apa?”

“Scan aja.” Seli mengeluarkan ponsel dan memindai kode tersebut. Ponselnya seketika terbawa menuju sebuah playlist yang berisikan lagu soundtrack kartun Frozen, Tangled, dan Aladdin. Gadis itu menatap lekat-lekat judul dan membaca sampul playlist tersebut.

“Gue kemarin menghindar dari elo karena gue itu belum yakin apakah gue bener-bener suka sama lo atau bukan. Tapi, ya sekarang gue benar-benar yakin. Makanya gue kasih playlist itu ke elo.”