Siapa tahu?

“Lo kenapa sih, Sel? Masih kepikiran sama Rajiza?” Seli masih menatap buku pemberian Jiza seksama. Sebuah buku dengan ilustrasi sepasang kekasih yang berada di taman bunga mawar yang ia ketahui adalah penulis kesukaannya dengan sang kekasih.

“Yah beneran mikirin Rajiza?” Mika tertawa, mematikan ponselnya dan menatap Seli yang masih setia mengingat momen di mana Jiza memberikan buku novel Asmaraloka.

“Positif aja Sel. Rajiza suka sama lo. Siapa tahu?” Seli menatap sahabatnya itu dan melemparkan bantal.

“Nih anak minta gue coret dari list calon kakak ipar.”


Berbeda dengan Seli, kini Rajiza menatap jendela yang setia menampakkan pemandangan ibu kota yang tengah terguyur hujan. Pemuda itu belum kembali ke rumah karena terjebak hujan. Membuatnya harus meneduh di basecamp bumilangit—studio Arga—hingga waktu yang belum ia tentukan.

“Anak baru, lo kenapa galau?” Arjun menghampiri Jiza dan mengambil coklat hangat dari tangan Jiza lalu meneguknya hingga separuh.

“Gue masih mikirin anak kelompok gue, Bang. Gue gak suka dia sebagai cewe. Tapi kenapa gue pengen bahagiain dia.” Arjun menepuk bahu Jiza dan memetik gitar yang sedari tadi ia bawa.

“Jiz, lo tahu gak struktur lagu? Ada intro, chorus, bridge, dan coda. Ya gitu juga dalam suatu hubungan, lo ketemu, kenalan, belum tentu langsung jadian duar bebek! Gak ada. Flat aja kalau lo kayak gitu.”

“Terus gimana? Kak Echa sama Bang Bagas bilang sama gue buat gak main-main sama perasaan cewek.”

“Main sedikit gak pa-pa. Asalkan lo mau bertanggung jawab, Jiz.” Tepat setelah Arjun berkata, Bagas, Arga, Madava, dan saudara kembar Madava—Janna dan Udin—memasuki studio dan membuat kerusuhan.

“Chesna mana Jiz?” Jiza hanya mengerdikkan bahu. Dia harusnya yang bertanya di mana keberadaan rekan seangkatannya itu.

“Eh bray, urang teh denger-denger dari orang, maneh beliin novel buat Seli ya?” Seluruh penghuni studio itu menatap Jiza yang tengah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“I-iya. Gue beliin.”

“Atas dasar apaan Jiz? Dasar suka atau dasar main-main?”

“Gak tahu. Gue cuman pengen mewujudkan impian dia yang ada di Twitter.”

“Apaan Jiz?”

“Punya cowok kayak di AU kesukaannya.”