Simulasi Pacaran
“Kebiasaan emang si Johan, gak bisa ngomong pakai urat, bahkan ngetik aja juga gak bisa. Kita mau kemana dulu?” Cassiopeia masih tertawa saat melontarkan sebuah pertanyaan kepada Samudera.
Sedangkan pria itu setia mendengarkan Cassiopeia sembari mendorong troli, gadis dibenar-benar ramai, bahkan semua cerita tentang Johan dari kecil ia ceritakan kepada Samudera.
“Dulu tuh Johan takut banget sama air, bahkan aku ancam jatuhin ke air—”
“Tahu kok, Johan pergi kan naik sepeda yang dia modif pakai gelas AQUA gara-gara takut kamu cemplungin ke Kali Mati, padahal kamu sendiri takut sama air,” tukas Samudera yang membuat Cassiopeia lagi dan lagi terkejut dengan penuturan Samudera.
“Perasaan aku belum cerita ....” Samudera langsung tersadar, ia gelagapan mencari bahan untuk berkelit, “Saya tadi dengar dari kamu. Kamu sudah cerita tadi di awal.”
“Oh mungkin kali ... lupa.” Cassiopeia mengikat jemarinya ke setiap sela jemari Samudera yang tengah mendorong troli. Lalu Samudera justru menuntun tangan gadis itu menuju kantung hoodie dan disambut dengan botol AQUA pemberian Cassiopeia tadi.
“Simulasi kalau saya jadi pacar kamu.” Pemuda itu terkekeh, lantas pergi menuju sebuah rak untuk mengambil gula merah. Srdangkan Cassiopeia justru terkejut dan memutuskan untuk mengeluarkan tangan dari hoodie Samudera untuk mencari sesuatu dari daftar belanjanya.
“Buat apa?”
“Besok kita live in Samudera .... Kamu gak lihat agenda akademik kah?”
“Enggak ... agendanya dibawa sama Mama.” Mereka terus menyusuri lorong, hingga langkah kaki mereka membawanya ke sebuah tempat buah dan sayur segar. Cassiopeia menghampiri sebuah stroberi yang berwarna merah segar, menawarkan makanan manis-asam itu kepada Samudera.
“Gak suka stroberi saya, tapi kalau jeruk masih bisa nerima.” Samudera meraih sebuah jeruk, mengendus buah itu sebelum akhirnya ia mengupasnya. Tak masalah bukan jikalau menyicipi satu saja? Lagipula di dalamnya ada banyak, jadi bisa dibagi bersama Cassiopeia jika mau.
“Mau?” tawar Samudera yang menyodorkan buah berwarna oranye itu kepada Cassiopeia dan langsung diterima dengan senyuman bak anak kecil.
“Gila ini manis banget ... kok kamu bisa tahu ini manis?” Samudera terkekeh, tangannya justru mengacak rambut keriting Cassiopeia yang terurai bebas.
“Mau? Kalau mau saya ambilkan.” Samudera meraih plastik transparan, mengambil setiap buah yang menurutnya segar dan langsung ia masukan ke dalam plastik hingga terasa cukup banyak.
“Ih padahal cuman empat buah aja ....”
“Saya juga mau, lagipula si Johan juga belum tahu mau atau gak. Sebentar.” Samudera meraih ponsel dan membuka pesan dari Johan yang baru saja masuk.