Something I Didn't Know

Matahari mulai muncul di antara bangunan-bangunan indah kota Paris. Samuel, yang terjaga dari tidurnya masih setia menatap layar laptopnya. Ia mendengar suara langkah kaki menuju ke kamarnya, dan Juliane membuka pintu kamarnya sembari berkata, “Cari makan yuk, Sam! Lo masih ngerasa peng—”

Ucapan Juliane terpotong ketika ia melihat apa yang sahabatnya lakukan. Meja yang berantakan, pakaian yang tertumpuk di atas kasur dengan sebuah paspor berwarna hijau di atasnya, serta laptop yang menunjukkan sebuah situs pembelian tiket pesawat.

“Lo mau ngapain, Sam?”

“Balik,” jawab Samuel singkat.

“Ke Indo? Ngapain?” tanya Juliane yang semakin tidak paham dengan jalan pemikiran Samuel.

“Kerja. Lo gak mau ikut? Take off -nya jam delapan malem.”

Juliane langsung pergi tanpa menutup pintu, meninggalkan Samuel yang menghela napas dengan begitu berat.

Lo sama Abel sembunyiin rahasia apa lagi? batin Samuel.


Hari sebelum Samuel dan Abella putus

“Bel, besok pas christmas ke tempat biasanya aja gimana? Tukeran kado,” ucap Samuel dengan penuh semangat. Abella hanya bergeming. Pikirannya saat ini penuh, membuat gadis itu menutup buku yang ia baca dan berdiri dari tempat duduknya.

“Hubert, aku mau keluar sebentar. Cari angin,” bisik Abella.

“Mau ditemenin?”

Abella menggeleng, ia meraih mantelnya dan berjalan membawa buku itu pergi dari meja untuk keluar dari perpustakaan. Samuel awalnya tak merasa aneh dengan sikap sang kekasih. Namun, saat ia akhirnya merasa bosan dengan menggambar Abella. Ia memilih untuk keluar dan secara tak sengaja mendengar suara Abella dan Juliane di samping tangga luar perpustakaan.

“Ju, kalo gue balik ke Indonesia gimana?”

Langkah kakinya terhenti dan ia mencoba untuk mendengar semua pembicaraan Abella dan Juliane.

“Rahasiain alesan gue dari Hubert ya, Ju. Gue gak mau dia ikut balik ke Indo hanya karena gue.”

Why just me? Why you try to make a distance?