Surat Merbabu
Aku menatap layar laptop yang setia menunjukkan tampilan Write As dengan kursor yang setia berkedip.
“Udah belum, Ga?” Suara Rara memasuki indra pendengaranku. Gadis itulah yang menjebakku dengan semua tugas ketikan ini.
“Gue cuman suruh lo nulis surat cinta buat penggemar, Ga. Nanti gue selipin di AU gue.” Begitulah penjelasannya. Aku hanya menurut saja. Yaa ... itung-itung aku melepaskan semua rasa yang pernah aku tuang bukan?
Maka dari itu, aku memulai untuk mengetik setiap untaian aksara ini.
Tak terasa ya, ini telah berada di halaman terakhir tahun 2021. Gue masih ingat banget, gue dulu hujan-hujanan di penghujung tahun 2015. Di waktu pertama kalinya gue kenal sama Echa di festival musik.
Gue gak nyangka aja, gue bertumbuh dengan semua rasa sakit dan bahagia yang saling beradu untuk menjadi yang paling terkuat.
2021 mengajarkan gue buat melupakan seseorang untuk membiarkan sang penggantinya untuk mengisi relung hati yang kosong. 2021 juga, yang mengajarkan seorang Arga Maharu Awu apa arti lagu Pamungkas, I love you but I'm letting go. Semua ini tentang cinta gue, dan tentang segala rahasia semesta yang cukup naif untuk diri gue.
Tahun ini juga puncak Bumilangit, mungkin ini masih puncak terendah dan esok, akan ada puncak pengganti. Di mana lagu gue menjadi nyata dan Bumilangit di elukan selalu.
Gue gak akan mati. Sampai kapanpun, gue akan selalu ada di hati kalian, Eartherians. Karena kalianlah orang yang membuat kami hidup, tanpa kalian, kami bukan siapa-siapa. Hanyalah sebuah kisah fiktif tanpa landasan apapun.
Selamat tahun baru, kasihku. Semoga kita selalu bersama hingga kisah kita diabadikan dalam bentuk cetak ya.
Dengan penuh bangga,
Arga Merbaboe