2. Surat Ucapan

“Sayang, lagi lihatin apa kamu?” Abimanyu bertengger di daun pintu, kedua tangannya menompang tubuh agar tidak terhuyung ke depan. Tidak lucu jikalau harga diri yang telah ia bangun sejauh ini harus rusak begitu saja karena ia yang terjatuh begitu saja.

“Oh ini. Suratmu, Mas.” Kirana tertawa kecil. Membuat pria itu menghampiri istrinya untuk sekedar mencari tahu aib apa yang telah ia perbuat. Menatap sebuah kertas buffalo berwarna putih ukuran kuarto. Nampak sangat jelas, tulisan latin tegak bersambung miliknya yang tegas dan berisikan ucapan selamat ulang tahun kepada Kirana.

Selamat ulang tahun kasihku, Kirana Candela Viviandra. Semoga kamu selalu bahagia, dan Mas selalu mencintaimu.

“Mas selalu mencintaimu,” ejek Kirana sembari tersenyum. Membuat pria itu berdeham dan melipat tangannya di depan bahu.

“Kamu tidak tahu? Itu saya membuat satu surat sampai pukul dua dini hari. Kamu tahu adik saya Andy? Tanya dia. Dia yang saya ganggu tidurnya.” Kirana tergelak hingga akhirnya tangan Abimanyu turun dan menggelitiki pinggul sang istri hingga menggeliat geli.

“Hahaha, udah dong! Geli. Mas Abi!”

“Makan nih hukumannya karena kamu menertawakan saya.”