Taman Kanak-kanak
Kaithleen POV “Tumbenan lu ke sini? Biasanya gua suruh ke rumah ogah,” ucapku sembari menuruni satu persatu anak tangga. Membuat Dhimasta menoleh dan Bunda menghampiriku lalu memukul pundakku pelan.
“Dasar ini anak di datengin doinya malah galak,” “Ihhh Bun ... jangan cepu ihhhh,” gerutuku. Sedangkan Dhimasta tanpa dosanya terkekeh. Belum juga aku slepet pakai sandal, tapi jangan deh ... aku masih sayang sama doi hehehehe
“Bun, Dhimas izin ajak Kaith dulu ya,” ucap Dhimasta sembari pamit kepada Bunda. Aku ikut pamit ke Bunda dan keluar rumah lalu menyebrangi jalan komplek menuju rumahnya.
“Pakai dulu ini, kepala lu ntar benjol ga lucu.” Dhimas memakaikan helm kepadaku. Membuatku salah tingkah dan lagi, Dhimasta hanya terkekeh yang justru membuatku kesal kepadanya.
“Jangan kesel gitu, lu lucu kalau kaya gitu. Jadi keinget sama foto ini,” ucap Dhimasta sembari menujukkan layar ponselnya. Terpampang jelas mukaku di saat classmeeting. Aku teringat itu adalah mukaku yang kesal karena tak kunjung menemukan Dhimasta.
“Ihhhh kok lu simpen! Hapus ga?!” “Ga dulu deh, nanti gua hapus. Kalau lu mau jawab pertanyaan gua.”
Aku hanya menurut. Menaiki motor Vespanya dan pergi entah kemana.
**
“Kaith, inget tempat ini?” Dhimas memberhentikan laju Vespanya. Membuatku terdiam dan menatap ke sekeliling tempat itu. Sebuah bangunan usang bekas Taman Kanak-kanak, aku masih ingat hal itu karena di sinilah tempat di mana aku mengenal Dhimasta dan menjadi teman.
“Yaudah turun dulu. Kita muter-muter dulu,” ucapnya sembari melepas helm. Aku ikut melepas helm dan turun dari motor, lalu mengikuti langkah kakinya memasuki bangunan itu.
“Kaith,” panggilnya. Aku menoleh menatapnya. Kini ia tengah menatap sebuah lemari kayu tua yang sudah reyot termakan usia. Aku mendekatinya dan melihat sebuah ukiran tulisan yang sudah mulai pudar.
Cita-citaku besok adalah menjadi pacar Kaithleen
“Itu tulisan gua 12 tahun lalu. Gua udah jatuh cinta sama elu dari pertemuan pertama kita di sini. Gua kira semakin gede gua bakal suka sama orang lain dan bakal ngira kalau cinta ke elu itu cuma cinta monyet. Tapi nyatanya gua salah. Gua masih jatuh cinta sama elu. Jadi, Kaithleen Cantika ...” Ia menghadap kepadaku lalu mengenggam tanganku.
”... mau ga wujudin cita-cita gua 12 tahun lalu?”
Ⓒ︎ hvangrcnjun ; 2021