Travis & Ryden

“Kyra, keluar gih, itu udah ditunggu seseorang.” Mama mengejutkan Kyra yang sedang bingung merapikan rambutnya.

“Mama ... ngagetin tahu gak sih? Untung ini aku ga kena catokan.” Mama hanya terkekeh melihat sang putri yang kini menjadi gadis ceria. Tak seperti sebelumnya setelah ia mendapati kepergian Yehezkiel.

“Mama seneng, kamu udah bisa deket lagi sama cowok.” “Ih, Mama kenapa sih. Travis hanya teman tahu ... gak lebih. Sudah ya, aku pamit dulu.” Karena tergesa-gesa, Kyra sampai melupakan to do list miliknya masih tertinggal di atas meja belajar dan kini ia sudah keluar untuk menghampiri pria aneh itu.

“Hai ....” “Aku kecepetan kah yang jemput?” Kyra hanya menggelengkan kepala dan menatap nat lantai lekat-lekat. Ia masih ragu, apakah ia dapat melepas kepergian Yehezkiel saat ini.

“Hey? Kok ngelamun? Ayo naik sebelum kita terlambat.” Kyra melupakan semua pemikiran itu dan langsung menaiki jok belakang motor yang dikendarai oleh Travis dan membiarkannya melaju membelah kota yang kian padat dengan arus balik karyawan.


“Omong-omong, kamu beneran dapet sapu tangan?” Pertanyaan dari Travis memecah kesunyian, membuat Kyra tersadar dari lamunannya dan mengangguk.

Pria itu hanya tertawa, bahunya naik turun mengikuti suara tertawa terbahak-bahak yang keluar.

“Ryden, Ryden. Bisa-bisanya itu anak ngasih sapu tangan padahal aku ga pernah pakai sapu tangan. Dia ngomong pakai lo-gue enggak?” Kyra hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan itu. Karena seingatnya pada malam pertemuannya untuk pertama kali, Travis menggunakan lo-gue.

“Itu sebenarnya kembaranku, namanya Ryden. Ryden Hartanto. Kita memang suka tuker-tukeran gitu. Nah kemarin aku ngelihat kamu di loket masuk, aku suruh Ryden buat cari info tentang kamu. Dia yang kasih nomor kamu deh ke aku.” “Tunggu, tapi dia gak minta nomor dari aku.” Travis hanya tertawa dan memakirkan motornya dengan sempurna.

“Dah sampai. Lah seriusan ga minta? Atau dia minta dari Kak Aksa ya.” Travis memangut. Mencoba untuk mencari rahasia dari sahabatnya walaupun secara telepati karena ia percaya bahwa saudara kembar selalu terhubung melalui ikatan batin.

Tepat saja, dari pintu masuk konser muncul seorang pria yang tengah menarik paksa telinga salah satu orang yang memiliki wajah mirip dengan Travis, dan Kyra langsung menangkap bahwa itu pria yang memberikannya sapu tangan.

“Ini dua anak, bisa-bisanya kalian saling tukeran job.” Pria dengan wajah oriental itu mengoceh dan menatap kedua kembaran itu dengan seksama hingga matanya tertuju kepada Kyra. “Loh Kyra? Kamu pacarnya Yehezkiel kan?” Gadis itu hanya mengangguk dan membuat si kembar menatap mereka berdua secara serempak.

“Kalian ...” “... kenal?” “Ini Kyra yang Kakak ceritakan. Dia kehilangan kekasihnya pas kecelakaan waktu itu. Kekasihnya itu Kyle, teman segrup Kakak.” Kyra justru berlari meninggalkan mereka. Membuat ketiga pria itu meneriaki namanya secara serempak

“Kak Aksa sama Ryden dulu aja. Gue yang kejar dia.” Travis mengejar gadis itu dengan cepat hingga akhirnya ia berhasil mencengkram lengan Kyra.

“Hey. Kenapa nangis.” Travis menarik Kyra kepelukan. Membiarkan gadis itu menangis dipelukannya hingga merasa lega.

“Ra, lihat aku.” Travis menangkupkan kedua pipi Kyra dan mendongakan kepalanya. “Kita move on bareng ya.”

© hvangrcnjun ; 2021