hvangrcnjun

di sinilah semua dunia Tara tertuang

Danny mematikan ponselnya seusai menjawab pesan singkat dari Jay. Ia mengacak-acak rambutnya dan mencuci mukanya. Ia mengusap wajahnya kasar dan mengenakan kembali kacamatanya.

“Dah kembali ke realita jadi anak culun,” monolognya. Danny berjalan keluar dari toilet dan tepat saat itu seorang wanita berlari dari arah yang berlawanan dan menabrak tubuh Danny hingga mereka berdua terjatuh.

“Maaf Kak, saya ga sengaja.” “Gapapa santai, gua pergi dulu.” Danny mengusap celananya untuk membersihkan debu yang menempel di celananya lalu pergi begitu saja.

Namun Danny tidak sadar, bahwa kacamatanya terlepas sehingga kini wajah aslinya nampak dengan sangat jelas.

Ⓒ︎ hvangrcnjun ; 2021

“Dah ... lu sana ke ruang kepsek, atau butuh gua anter?” tanya Jay setelah sampai di parkiran sekolah. Danny melepas helm yang ia kenakan dan menaruhnya di atas jok motor milik Jay.

“Temenin kek,” ucap Danny sembari menoyor kepala Jay. Ia segera melangkahkan kaki mengikuti Jay yang sudah jalan terlebih dahulu. Danny sangat baik memerankan karakter dirinya sebagai anak culun. Memakai baju rapi, berdasi, mengenakan ikat pinggang, dan menggendong tasnya dengan gaya layaknya anak culun yang selalu ia lihat di film Netflix.

Hingga akhirnya langkahnya terhenti di depan kantor kepala sekolah. Ia mengetuk pintu dan membukanya.

“Permisi Pak, saya anak baru,”

Ⓒ︎ hvangrcnjun ; 2021

“Dah ... lu sana ke ruang kepsek, atau butuh gua anter?” tanya Jay setelah sampai di parkiran sekolah. Danny melepas helm yang ia kenakan dan menaruhnya di atas jok motor milik Jay.

“Temenin kek,” ucap Danny sembari menoyor kepala Jay. Ia segera melangkahkan kaki mengikuti Jay yang sudah jalan terlebih dahulu. Danny sangat baik memerankan karakter dirinya sebagai anak culun. Memakai baju rapi, berdasi, mengenakan ikat pinggang, dan menggendong tasnya dengan gaya layaknya anak culun yang selalu ia lihat di film Netflix.

Hingga akhirnya langkahnya terhenti di depan kantor kepala sekolah. Ia mengetuk pintu dan membukanya.

“Permisi Pak, saya anak baru,”

Ⓒ︎ hvangrcnjun ; 2021

Setelah semalam Danny dan Jay menghabiskan waktu untuk bermain sebuah permainan video yang bernama Pro Evolution Soccer hingga pukul tiga dini hari. Jay sudah tahu kalau dirinya akan menginap jadilah dia membawa satu tas berisi baju seragam dan satu buku tulis.

“Dan, bangun Dan,” ucap Jay yang membuat Danny terganggu. Ia kini mengubah posisi tidurnya dan menarik selimutnya hingga menutupi wajah.

“Dan ... sekolah, ini udah jam tujuh.” Sontak Danny membelalakan mata dan berlari ke kamar mandi. Jay yang melihat itu hanya menepuk jidatnya. Merasa heran memiliki sahabat seabsurd Daniel Chandra Kusuma.

**

“Ettt ... tuan muda Danny ga boleh naik mobil. Ayo bonceng sama gua aja naik si Putri,” ucap Jay sembari mengusap stang motor Honda 70 yang ia beri nama Siput alias si Putri. Danny hanya menghela nafas perlahan dan mengenakan kacamata bulatnya. Tidak lupa ia mengenakan helm yang diberikan oleh Jay dan menaiki kendaraan tersebut menuju ke sekolah.

Ⓒ︎ hvangrcnjun ; 2021

Rooftop

Gua segera mematikan handphone dan lari bersembunyi saat mendengar suara pintu rooftop terbuka. Namun setelah berapa saat, gua tidak mendengar lagi suara itu.

“Cuman numpang lewat gitu?” batin gua.

Gua keluar dari persembunyian gua dan seketika kaget melihat seorang wanita yang tengah terduduk ditempat yang gua pakai, meminum sebuah kopi americano yang tunggu! Itu seriusan dia minum dari satu botol 1.5 liter? Gua biasanya beli kopi botol cuman buat stok 2-3 minggu dan dia mencoba buat ngehabisin?

“Hey, lu ngapain?” teriak gua yang membuat gadis itu terkejut. Dia segera mengemasi barangnya namun sayang sekali gua tahan.

“Lu kayanya lagi gabaik-baik aja. Disini dulu kalau mau curhat sok, gua dengerin.”

Bubur Ayam

“Nih bubur dari bunda. Dihabisin ya.” Gua cuman terdiam menatap Kaithleen. Jujur, dia itu cantik banget kek bidadari. Tapi gua kembali sadar dari lamunan gua.

“Iya, thanks.” Wait... kenapa gua ngeliat pipi Kaithleen memerah?

“Lu ga demam? Muka lu merah bener,” ucap gua yang justru membuat dia pamit dan kembali ke rumah.

“haha lucu...”

Traumatic Event

Aku melihatnya, Marka yang tengah ketakutan berlari setelah melihatku berdiri diseberang jalan. Namun ia bahkan aku tidak sadar bahwa ada sebuah mobil berkecepatan penuh yang datang menghampiri Bekka.

“BEKKA AWAS!” teriakanku tergantikan oleh suara tabrakan. Bekka terlempar dan ketika aku hendak berlari untuk menyelamatkan Bekka, mobil hitam itu memutar balik dan justru menabrakku.

**

Aku tersadar satu hari setelah kecelakaan itu. Hanya patah tulang biasa dan memar, namun satu fakta yang membuatku terdiam.

“Marka, ikhlasin Bekka ya, dia sudah tenang,”

Aku hanya bisa membisu, aku duduk dikursi roda dan keluar dari kamar inap. Mendapati ayah yang tengah memberikan segepok uang kepada seseorang sambil berkata,

“Ini bayaran kalian, terima kasih. Saya tahu dengan keberadaan dia didekat anak saya, membuat peluang untuk keluarga mereka menghancurkan bisnis.”

“Jadi ayah yang nyuruh dua bajingan ini ngebunuh sahabat Marka satu-satunya?” aku menggerakkan kursi rodaku menghampiri ayah. Dari raut wajahnya nampak ia sangat panik.

“Dad, i'm live in Canada 15 years because of you. I just can speak indonesian a little bit, and Bekka... the one and only guy, want to teach me. You're didn't know how much i'm struggle with indonesian. I got a many bullied from my friends Dad,” aku menahan tangisku. Terlalu sakit mendengar semua hal yang aku ketahui.

“I don't know you Dad, gua ga kenal ayah gua. My dad is so lovely, he's kind person. He didn't do a murder.” Aku berjalan kembali ke kamar. Mengunci kamar tersebut dan menangis.

**

Semenjak kejadian itu, setiap tanggal 19, aku akan selalu merasakan sakit kepala yang luar biasa. Dokter memberikanku beberapa obat penenang namun tidak berefek bagus untukku. Jakarta terlalu menyimpan banyak kenangan buat aku dan sahabatku Bekka. Dan pada hari itu, aku memutuskan untuk keluar dari Jakarta dan melanjutkan studiku di salah satu SMA di Bandung.

Namun satu tahun kemudian, keenam adikku datang ke Bandung dan ikut tinggal denganku. Mereka melarikan diri dari rumah karena tidak betah dengan sikap ayah yang selalu marah-marah dan main tangan.

Mulai Kacau

“Etdah buset ini anak disuruh tertutup malah gapake masker sama sekali,” ucap Doyoung sembari berkacak pinggang melihat ketujuh member Gerimies telah bersiap dengan kaos hitam dengan gambar tengkorak hasil karya Jaemin dan Renjun.

Read more...

Manggung Pertama

“HAI ABANG, NJUN DATANG,” ucap Renjun sembari berlari kecil dengan tangan yang penuh dengan cupholder yang terbungkus plastik.

“Ebuset ini anak ngapain bawa gituan?” tanya Doyoung sambil menepuk jidat. Tak berselang lama Chenle dan Jisung datang di parkiran ercetei menggunakan sebuah mobil khusus apalagi kalau bukan coffee truck. Memang aneh ide chenle yaitu berbagi kopi dan cemilan Gerimies Cafe setelah manggung.

Read more...

Kontrak

Mereka tiba disebuah gedung perkantoran. Renjun dengan motor vespanya, Chenle dengan mobil Teslanya membawa Haechan, Mark, dan Jisung sedangkan Jeno mengendarai motor Honda CBRnya dengan Jaemin dijok penumpang.

“Bener kaga nih alamat Neo Entertaiment?” tanya Renjun yang curiga. Maklum, dia pernah satu kali ditipu hadiah sebuah motor dari salah satu produk sabun cuci piring ternyata saat ia tukarkan hanya mendapatkan sebuah piring cantik.

“Iye bener disini. Gua tadi dishare location sama Pak Doyoung,” ucap Nana sembari mencoba menghubungi Doyoung.

Read more...